Dasyatnya Do'a, Desmond Doss Tentara Berperang Bersenjatakan Dengan Doa

 


SEJARAH SAINS DUNIA - Sebagai seorang prajurit perang, Doss terbilang unik dan aneh. Dia sama sekali tak pernah menembakkan pistol meski berada di tengah perang yang berkecamuk. Hal ini dia lakukan sebagai seorang Kristen yang taat dengan aturan agama yang melarang penggunaan senjata.

Awalnya Doss mendaftarkan diri menjadi anggota Angkatan Darat AS karena timbul rasa kewajiban melayani. Meski begitu siapa yang sangka prajurit tanpa senjata ini justru menjadi pahlawan saat medan pertempuran Amerika melawan Jepang tengah bergelora penuh dengan cucuran darah.


Seperti disampaikan oleh Terry Benedict yang mengenal Doss, mengatakan bahwa Doss adalah sosok yang rendah hati dan bersahaja, namun dia penuh cinta. Berkat jasanya di medan perang, Doss bahkan menerima penghargaan paling bernilai dari pemerintah yaitu Medal of Honor (Medali Kehormatan).


Pengabdian Doss sebagai ahli medis bagi rekan-rekannya di medan perang begitu bernilai. Dalam pertempuran yang terjadi di Okinawa itu, Doss berhasil menyelamatkan 75 jiwa yang terluka. Dengan menuruni tebing setinggi 100 kaki, tanpa senjata dan bantuan. Dia melakukannya seorang diri!

Sementara rekan-rekannya diserang dengan bidikan peluru dari pihak musuh, tanpa rasa takut Doss terus berlari untuk menggotong rekan-rekannya yang terluka dengan tandu, menyuntikkan morfin dan memberi dorongan semangat kepada rekan-rekannya saat itu.

Bukan kepalang, Doss hanya mengandalkan doa kepada Tuhan agar senantiasa menolongnya bisa menyelamatkan rekan-rekan yang terluka di wilayah musuh. Bahkan ketika masa Perang Dunia II sudah dinyatakan berakhir, Doss tetap mencari korban yang selamat, tangan yang mengucurkan darah dan tubuh yang begitu lelah tidak menghentikan dirinya untuk terus mencari prajurit lain yang terluka secara fisik.

“Dia mengatakan kepada saya, rasanya seperti sedang mengalami gangguan saraf. Dia benar-benar kelelahan. Dia tidak punya gas yang tersisa di dalam tangki. Dia hanya menggantungkan hidupnya dalam iman dan kepercayaan bahwa Tuhan akan menolongnya melewati masa-masa itu. Itulah bagian paling menginspirasi dari kisahnya,” ucap Benedict.

Percaya atau tidak Desmond Doss  benar-benar hanya mengambil pilihan untuk bergantung penuh kepada Tuhan dan menjalani kehidupannya untuk melayani orang lain. Itu adalah prinsip hidup seorang prajurit pemberani seperti Doss.

Kisah keberanian inilah yang membuat Benedict bahkan Mel Gibson tertarik memproduksi kisah perjuangan hidup Doss dalam bentuk film. “Desmond adalah pahlawan. Anda bisa menilai bahwa dia adalah pahlawan. Tuhan memampukan dia dengan cara-cara yang tidak bisa kita pahami. Secara fisik hal itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa sesuatu yang bersifat keajaiban,” ungkap Benedict.

Dia berharap film tentang kisah hidupnya ini bisa memberi dampak bagi banyak orang. “(Desmond) adalah seorang yang sangat konsisten dengan imannya. Dia adalah batu karang. Dia adalah pribadi yang sama bahkan saat di medan perang dan tetap sama sampai saat dia meninggal. Bagi saya membuat kisah hidupnya adalah sesuatu yang sangat layak untuk disampaikan,” lanjutnya.

Benedict mengaku puas dengan semua kisah yang diceritakan Doss kepadanya melalui wawancara yang dia lakukan selama 3.5 tahun. Sayangnya, Doss tak sempat menyaksikan film Hacksaw Ridge tersebut tayang. Pada tahun 2006 silam, Desmond Doss meninggal di usia 87 tahun.

Sumber Artikel: https://www.jawaban.com
Post Oleh: (Muh) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raja Bone Ke - 13, Sepenggal Silsilah Keturunan Arung Pasempe Mangkau Puangta La Maddaremmeng Matinroe Ri Bukaka

Penjelasan Adat Istiadat Pengantin Suku Bugis Serta Bawaannya, Wala Suji

Ini Makna Kata "BONE" Menurut Bahasa Bugis

Ini Kesaksian Pedang Zulfiqar, Lafatta Illa Ali Wa La Saifa Illa Dzulfiqar

Akhir Perang Bone, Gugurnya Petta Pongawae - Arung Pone La Pawawoi Di Tawan Belanda

Badik, Sitobo Lalang Lipa Atau Tikam Menikam Dalam Satu Sarung

Kisah Sejarah Singkat Andi Mappanyukki

Dari Tanah Wajo Menuju Inrapura

Beranda: Artikel Sejarah Suku Bugis

Tugu Merdeka Watampone, Riwayatku Dulu