PERISTIWA MERAH PUTIH DI MANADO
PERISTIWA MERAH PUTIH DI MANADO
SATU-SATUNYA KUDETA MILITER TERHADAP BELANDA DI INDONESIA TERJADI DI MANADO MINAHASA PADA 14 FEBRUARI 1946.
INI TIDAK PERNAH DIANGKAT PEMERINTAH PUSAT BAHKAN ANAK2 MINAHASA BANYAK TIDAK TAHU PERISTIWA HEBAT INI.
NEGARA INI JGN BUAT KAMI MENYESAL TELAH BERJUANG BERGABUNG DGN NKRI JIKA MELIHAT KEADAAN SEKARANG.
Tanggal 14 Februari 1946, jam 01.00 malam. Sejumlah tentara KNIL di tangsi militer Teling Manado bangun dari tidur, bergerak menuju lokasi sasaran di dalam tangsi dengan formasi huruf "L". Mereka melucuti senjata semua pimpinan militer Belanda di tangsi itu dan memasukkannya ke sel sebagai tahanan.
Peristiwa itu berlanjut dengan pengibaran bendera Merah Putih di tangsi yang terkenal angker karena pasukan yang menempati kompleks milter itu dikenal sebagai pasukan pemberani andalan Belanda. Para serdadu KNIL Minahasa itu merobek warna biru bendera Kerajaan Belanda, menyisakan dwi warna Merah Putih dan mengibarkannya di tangsi itu.
Kapten Blom, pemimpin Garnisun Manado ditangkap sekitar pukul 03.00, setelah lebih dulu menahan Letnan Verwaayen, pimpinan tangsi militer Teling. Siangnya, pasukan pejuang republik menangkap Komandan KNIL Sulawesi Utara Letkol de Vries dan Residen Coomans de Ruyter beserta seluruh anggota NICA. Sehari kemudian, para pejuang menaklukkan kamp tahanan Jepang yang berkekuatan 8.000 serdadu.
Peristiwa ini diberitakan berulang-ulang melalui siaran radio dan telegrafi oleh Dinas Penghubung Militer di Manado, ditangkap dan diteruskaan oleh kapal perang Australia SS "Luna" ke Allied Head Quarters di Brisbane. Selanjutnya Radio Australia menjadikannya sebagai berita utama dan ikut disebar-luaskan oleh BBC-London dan Radio San Fransisco Amerika Serikat.
Bagi Belanda, perebutan tangsi militer Teling dan penurunan bendera merah putih biru digantikan Merah Putih oleh kalangan pejuang Indonesia merupakan sebuah pukulan. Bahkan kekalahan militernya di Manado secara otomatis melumpuhkan opini Belanda di luar negeri bahwa perjuangan kemerdekaan di Indonesia cuma terbatas di pulau Jawa.
Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, menurut Belanda yang berkampanye di berbagai forum internasional, bukan perjuangan seluruh rakyat Indonesia tapi hanya di Jawa saja.
Bangkitnya warga Manado, Minahasa dan seluruh Sulut merebut kekuasaan dari tangan Belanda yang diyakini bersumber pada jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 bermakna sangat positif bagi upaya diplomasi Indonesia di luar negeri. Proses peristiwa ini kemudian diakui mempercepat pengakuan internasional terhadap kemerdekaan RI. Sayangnya sejarah ini tidak masuk dalam kurikulum sejarah Nasional atau setidaknya dipublikasikan seperti peristiwa-peristiwa heroik lainnya, entah kenapa. Perundingan atau negosiasi pelepasan tawanan dilakukan di atas kapal perang Amerika.
Komentar
Posting Komentar